Rabu, 23 Juni 2010

akhirnya saya dapet fotonya kak syam !

masih ingat kan Hel, pegawai KFC yang saya kagumin ?
berkat sedikit ke gilaan dari tri, akhirnya saya dapat beberapa foto eksklusifnyaaa
ini diaaa




ini salah satu kenangna terbaik yang pernah saya alami Hel, kenangan yang indah sekali, ketika saya gila2an lagi bersama dedy, hady, cita, tri dan dua new comers aulia dan indah
ini beberapa bukti gila2nya kami

hepii lah sayaaaaaaaa

ini beberapa foto close up
saya dan cita


si trii gilaaaa


dedy dan citaaa (uhhuiii)



dan hadi yang tukangg makan


saya suka kenangan ini :)

tim sepakbola portugal

Tim nasional sepak bola Portugal adalah tim yang mewakili Portugal dalam kejuaraan sepak bola internasional. Mereka belum pernah memenangkan kejuaraan internasional di tingkat senior, berpartisipasi dalam Piala Dunia FIFA baru empat kali. Saat ini timnas Portugal termasuk salah satu yang terkuat di dunia, dengan pemain-pemain semacam Ricardo Carvalho, Deco Souza, Cristiano Ronaldo, & Nani. Prestasi menjadi runner-up Piala Eropa 2004 & meraih tempat ke-4 di Piala Dunia FIFA 2006.

Julukan Selecção das Quinas
Asosiasi Federasi Sepak Bola Portugal
Kapten Cristiano Ronaldo Coach = Flag of Portugal.svg Carlos Queiroz
Penampilan terbanyak Luís Figo (127)
Pencetak gol terbanyak Pauleta (47)















Pertandingan internasional pertama
Spanyol 3 - 1 Portugal
(Madrid, Spanyol; 18 November 1921)
Kemenangan terbesar
Portugal 8 - 0 Liechtenstein
(Lisboa, Portugal; 18 November 1994)
Portugal 8 - 0 Liechtenstein
(Coimbra, Portugal; 9 Juni 1999)
Portugal 8 - 0 Kuwait
(Leiria, Portugal; 19 November 2003)
Kekalahan terbesar
Portugal 0 - 10 Inggris
(Lisboa, Portugal; 25 Mei 1947)
Piala Dunia
Penampilan 4 (Pertama kali pada 1966)
Hasil terbaik Tempat ketiga, 1966
Piala Eropa
Penampilan 5 (Pertama kali pada 1984)
Hasil terbaik Juara kedua, 2004

DECO DECO DECO

ini dia pemain bola yang bisa bikin saya menggila setiap waktu Hel, dia ngebelain Portugal dan sekarang bermain di Chelsea.

dia ini salah satu gelandang yang paling hebat dan cukup ditakutin juga, soalnya meskipun dia itu gelandang dan bukan striker, tapi dia lihai banget buat nge shoot hingga akhirnyaaa GOLLLL

saya awalnya ngeliat dia pas piala dunia beberapa tahun yang lalu, saya langsung kepincut ma dia, meskipun waktu itu, kata teman-teman saya Christian Ronaldo lebih keren. tapi nGgak ahh Hel, di mata saya pokoknya deco lebih cakep . HAHAHAHAHA (lol)
ini beberapa fotonya Hel


ini biodatnya Hel

Nama lengkap Ánderson Luís de Souza
Tanggal lahir 27 Agustus 1977 (umur 32)
Tempat lahir São Bernardo do Campo, Brasil
Tinggi 1.74 m (5 ft 9 in)
Posisi bermain Attacking Midfielder
Pemain tengah
Deco (lahir 27 Agustus 1977) merupakan pemain sepak bola berkebangsaan Portugal. Saat ini ia membela tim Chelsea. Sebelumnya ia memperkuat FC Barcelona.
:*

Kamis, 17 Juni 2010

ini saatnya

Saya cuman kepengen fokus saja Hel, membiarkan diri saya terpusat pada satu titik

Saya tidak ingin sesuatu yang tidak penting menggganggu pikiran saya

Apapun itu, termasuk untuk urusan bermuram durja memikirkan sesuatu yang tidak pasti, bagaimanapun juga, hidup ini harus terus berjalan kan Hel ? mimpi-mimpi yang tidak mungkin, bisa saja di wujudkan asalakan saya punya motivasi, niat, perbuatan dan do’a yang nyata dan kuat

Ini saatnya Hel

Saatnya untuk tidak hanya diam dan mematung memandang keberhasilan orang lain. Saya dan mereka yang berhasil sama-sama manusia, sama-sama normal dan sama-sama makan dan bernafas dari alam yang sama. Yang membedakan kami hanya beberapa factor yang tidak penting untuk dipermasalahkan. Jadi mengapa saya musti tidak bisa ?

Ini saatnya Hel
Saatnya untuk memandang tegak akan matahari, percaya diri akan apa yang telah ada dalam diri saya sendiri, jika bukan saya lagi yang menyemangati diri saya sendiri, siapalagi yang mau menyempatkan diri untuk menyemangati saya ? maka karenanya saya harus tegak dan berjalan dengan percaya diri

Ini saatnya Hel
Saya mengubah pandangan yang negative tentang saya, ini waktunya saya mendengungkan suara kebahagiaan di tiap-tiap sudut hati saya. Bahwa ternyata kebahagiaan bisa saya ciptakan sendiri dengan cara-cara yang sederhana dan tidak perlu mengutuk diri sendiri lagi
Ini saatnya
Saya bangkit Hel

Rabu, 16 Juni 2010

saya mau kamu tau

Nuffnang Ads
Ku Mahu Kau Tahu
11 Apr 2010
Kategori: Puisi Cinta | Ungkapan Cinta

Saat kami berbaring di bawah bintang-bintang,
Kita tertanya-tanya siapa diri kita sebenarnya,
Aku ingin tahu apa yang kau lihat tentang diriku,
Adakah hanya luaran atau sesuatu dari dalam diriku.

Usaplah jari-jemarimu pada rambutku,
Tunjukkan padaku bahawa kau benar-benar peduli,
Hari demi hari, dan selamanya,
Ketika aku dan kau tidak mempunyai ketakutan.

Saat kau katakan kau mencintaiku,
Saat itulah aku memberikan kunci,
Untuk hati, jiwa dan fikiranku,
Aku senang untuk tahu bahawa kau milikku.

Aku mahu bertahan selamanya,
Untuk kita akan selalu bersama,
Merasa sakit atau kemanisan bersama,
Aku ingin kau selalu berada dekat denganku.

Dalam setiap pelukan dan kucupan,
Saat aku bersamamu aku merasakan wujud cinta sejati antara kita.
Memelukku erat dan tidak mahu membiarkan aku pergi,
Jangan biarkan aku hilang dilautan yang luas.

Kerana aku milikmu, selamanya itu pasti,
Aku milikmu untuk selama-lamanya.
Janji dipatri bahawa setiap kata-kataku dengan sesungguhnya,
Tanpamu disisi, aku mati tak mahu hidup pun tak mampu

copas : www.tentangcinta.com

doa saya untuk dia ^^

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Ya Allah…
Seandainya telah Engkau catatkan…
Dia milikku tercipta buatku…
Satukanlah hatinya dengan hatiku…
Titipkanlah kebahagiaan antara kami…
Agar kemesraan itu abadi…

Ya Allah…
Ya Tuhanku yang Maha Mengasihani…
Seringkanlah kami melayari hidup ini…
Ketepian yang sejahtera dan abadi…
Maka jodohkanlah kami…

Tetapi Ya Allah…
Seandainya telah Engkau takdirkan
Dia bukan milikku…
Bawalah dia jauh daripada pandanganku…
Luputkanlah dia dari ingatanku…
Dan periharalah aku dari kekecewaan…

Ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti…
Berikanlah aku kekuatan…
Menolak bayangannya jauh ke dada langit…
Hilang bersama senja yang merah…
Agarku sentiasa tenang…
Walaupun tanpa bersama dengannya…

Ya Allah yang tercinta…
Pasrahkanlah aku dengan takdir-Mu…

Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik untukku…
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui…
Segala yang terbaik buat hamba-Mu ini…

Ya Allah…
Cukuplah Engkau sahaja yang menjadi pemeliharaku…
Di dunia dan akhirat…
Dengarkanlah rintihan daripada hamba-Mu yang daif ini…
Jangan Engkau biarkan aku sendirian…
Di dunia ini mahupun di akhirat…
Menjuruskan aku ke arah kamaksiatan dan kemungkaran…
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman…
Agar aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup…
Ke jalan yang Engkau redhai…
Dan kurniakanlah kepadaku keturunan yang soleh dan solehah…

Ya Allah…
Berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan akhirat…
Dan periharalah kami dari azab api Neraka…

Amin…amin…Ya rabbal ‘aalamin.

Ada seseorang Hel.

Meskipun belum begitu berpengaruh, tapi dia sangat membantu saya

Maksud saya, betul-betul membantu saya Hel.

Dia betul-betul ada di saat saya butuh

Entah ini memang benar atau hanya perkiraan sekilas saya

Tapi dia betul-betul menyihir saya Hel

Entahlah, tentang dia yang satu ini, cukup di sini saja dulu.

Nantilah saya ceritakan ke kamu lagi ^^

niat niat

Ada satu hal penting yang akhirnya saya sendiri sadari Hel. SEGALA SESUATU DITENTUKAN DARI SEBERAPA BESAR DAN KUATnya NIAT. Saya harus banyak-banyak belajar penting dari pernyataan sederhana itu Hel. Mungkin ini alasan mengapa saya akhir-akhir ini makin terpuruk kedalam situasi yang tidak pernah saya inginkan.

Lama saya menyadari ini Hel, perlu waktu 2 bulan yang menyiksa, semenjak hari itu untuk menyadarkan saya Hel. Apa yang saya usahakan, semua perjuangan, semua kebohongan yang saya ciptakan untuk memanipulasi diri sendiri ternyata hasilnya sama dengan nol besar Hel. Tidak berarti apa-apa Hel. Kenapa ? karena memang pada awalnya saya tidak punya niatan kuat untuk itu Hel, saya belum menemukan motivasi yang kuat yang mendasari saya melakukannya.

Bahkan sampai sekarangpun saya belum bisa mendapatkan motivasi yang begitu kuat untuk memunculkan niat Hel. Padahal kan sebenarnya sudah banyak alasan yang bisa membuat saya menghancurkan apa yang saya rasakan ini. Sifat, masa lalu, kebohongan, dan semua bagian darinya bisa menimbulkan semilyar kebencian bagi saya.

Tapi yaa itu Hel. Saya kembali saja belum menemukan alasan yang kuat, kenapa mesti menghapus dan melupakan.

Belum Hel, bukan berarti tidak bisa menemukannya Hel. Saya masih percaya bisa untuk menghapus dan melupakan itu Hel. Lagipula dia memang pantas diperlakukan seperti itu, toh dia juga sudah melakukan duluan. Bahkan dengan cara yang lebih bengis. Fitnah saja saya terus.
Saya mungkin salah Hel, saya mungkin sudah menemukan puluhan motivasi kuat untuk membenci dia, yang salah adalah ,
entahlah Hel.

terpenjara sendiri -___-

Saya tidak mau terus menerus seperti ini Hel, seperti terpenjara dalam sel yang saya buat sendiri

Saya tidak ingin nantinya saya akan terus menerus merasa terbatasi oleh apa yang saya ciptakan sendiri Hel

Sebenarnya saya benci, mengapa saya bisa kembali selemah ini setelah sekian lama belajar untuk berdiri

Padahal sudah terlalu banyak yang menopang saya Hel, padahal sudah tak terbatas jumlahnya yang selalu menyemangati saya, yang selalu menasihati saya Hel, bahkan kegiatan saya pun sudah menumpuk membantu saya untuk bertransformasi menjadi sosok yang kuat Hel.

Tapi tidak, ternyata tidak ada apa-apanya Hel. Kenapa dengan saya ini Hel ? Apa yang saya lakukan dan saya pikirkan akhir-akhir ini tidak bisa lagi saya kendalikan. Hati dan Pikiran yang saya jalani tidak pernah berdampingan. Seperti bisep dan trisep, bertolak belakang Hel. Dan ini sebenarnya sangat menyiksa saya Hel.

Tidak, jangan berpikir saya akan menangis lagi Hel atas kelemahan saya yang tak terbaca pihak umum ini Hel. Habis air mata saya untuk yang satu ini. Lelah rasanya saya memarahi diri saya sendiri atas sifat saya yang satu ini. Saya capek Hel, dan ingin ketika saya mengejapkan mata dan membukanya kembali saya sudah berada pada keadaan saya yang kuat. Saya sudah tidak tau lagi bagaimana cara menyelesaikan ini Hel. Sudah terlalu banyak nasihat, banyak cerita motivasi dan website yang saya kunjungi tentang lemahnya saya ini. Tapi semua selalu menuju ke titik awal Hel. Titik awal yang semakin membuat saya makin terpuruk dan bukannya bangkit.

Astaga Hel, apa yang sudah saya ceritakan ke kamu ini ? Hel, saya Gila, saya merasa tersiksa secara bertahap, perlahan menuju ke stadium akhir yang Finalnya nanti akan menyebabkan saya menuju kesedihan yang mendalam.

Tidak tau lagi, kemana lagi saya bisa menceritakan apa yang saya rasakan, saya merasa sudah terlalu membebani sahabat-sahabat, adik-adik dan keluarga saya dengan cerita yang tidak mutu sama sekali ini. Saat ini mungkin hanya ke kamu Hel. Maaf postingan saya akhir-akhir ini tentang kesedihan saya yang mendalam. Hanya saja, saya memang sedang tidak mengerti dengan apa yang saya rasakan ini Hel. Maaf.

Senin, 14 Juni 2010

maju mudur part II

----Dasar saya aneh , masih sempat2nya nulis note ini , jelas2 bsok ada hapalan jrman , blum lg ul.biologi dan kimia yg mnanti keesokannyaa huhu----
sy bru nyadar note yg kmarin (maju mundur part I) kok ngambang dan sama skali ga jelas ? . Yaa tapi bgitulah mngkin yg sy rasakan . keTIDAKJELASan .
Salah seorang tman blang gini ke saya , waktu saya nanya saya harus gmana dgan ke maju mundur an saya .. *yaa coba tanya sndiri sama hti kamu , maunyaa dia sbenarnyaa apa ?*
dan sadarlah sy , trnyta sy sndiri tdak tau saya ini sbnarnya mau apa . Di blang benci , kok sy msh sering senyam senyum ga jelas klu ngayalin masa.masa dulu .
Di blang sudah ga mau suka dia lg , kok kalau ktemuan saya ny masih salting dan degdegan ga jelas .
Jdi mungkin ksimpulannya , sya ny sndri yg ga ngerti mksud hati saya maunya apa , mau maju ? Mau mundur ? Atau mau milih diem ajaa ?
Terakhir teman saya blang gini *ya udahlah mii , ga usah d pkirin , biar wktu yg akn mnjawab ke maju mundur an muu ..*
haha , mungkin bnar , dan untk skarang mngkin itlah solusi yg pling mmuaskan sya
hmm . Geje .

maju mundur part I

PRINSIP :: Harus menjauhi yang slalu buat SAKIT HATI .

kemudian ..
Bingung sendiri dgan apa yg sdah sy prinsipkan . Padahal kan awalnya saya mau benci dia , tpi knpa ngeliat dia , kok saya ny jdi tidak bisa ? Niatannya mau jauh dri dia , tpi kok tidak mmpu ?
Saya sudah tau jeleknya dia , tapi bgitu dia smesin saya , kok saya ny luluh ?
Saya jelas sudah tau busuknya dia , tapi bgitu lihat dia trluka , kok saya ny ngerasa bersalah ?
Kalau seperti ini sy jdiny tdk konssten , niatan mau mengakhiri tp knp sy sndiri yg mmperpnjang msalah ini ?
Padahal awalny , sy sdah sangat mmbenci dia , brjanji tdak akan mau menjalin kmunikasi dgan media apapun dgan dia . Awalnya sy bsa .. Tpi bgitu ke senggol sekali , begitu dia nyapa atau senyum k sya , knpa sya blas ? Seharusnya kan sy diam ajaa . Bersifat apalah , yg menndakan sy benci dia . Tapi kok tidak bisa ?
Prinsip yg ingn sy jalankan ini mlah jdi amburadl
Maaf karna khilaf , orgorg suda mengingtkan saya , tapi sy ttap sja , mmbiarkan km prgi .

I don't see what anyone can see , anyone else but you .

Sharusny sy suda sdar , tpi bru trsadar ktika smua suda trlambat .

Letih rasanya berpurapura biasa saja , seolah takada ap ap , pdahal dlam hati sy meronta .

I don't see what anyone can see , anyone else but you .

Sy bngkit , yaa suda sharusny sy tdak lg mngganggu khidupan km yg bru brsama dgan yg lain .

Dan sy suda usha suka pada org lain , tpi diamdiam sy mngharapkan km dn knangan it lg .

I don't see what anyone can see , anyone else but you .

Ahh , knp sy buat note ttg km lg ? Sharusnya tdak bole , sharusny sy mmbiarkan km prg , sma dgan yg sy lkukan dlu , jau sblum sy tau bhw sy menyesal sdalam ini .

I don't see what anyone can see , anyone else but you .

Nb : sharusny sy mmprhatikan tnda" yg km brikan , tpi sy trlalu naif untk mngerti , dan trlalu trlambt menydari bhw trnyta sjak dlu sy suda mnaruh hati sy untkmu .

lucu yaa :D

ebelumnya sekali lagi ini bukan original postingan saya, yaa lagi-lagi saya ngecopas punya temen, tapi tentunya dengan sepengetahuannya dia laahhh, eits, bca note ini mpeii selesaii yaa ! happy reading ^^

LUCU YA…



Lucu ya…
uang Rp 20,000an kelihatan begitu besar bila
dibawa ke kotak amal
mesjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke
supermarket…



Lucu ya…
45 menit terasa terlalu lama untuk berdzikir,
tapi betapa pendeknya waktu itu
untuk pertandingan liga Italy…



Lucu ya…
betapa lamanya 2 jam berada di Masjid,
tapi betapa cepatnya 2 jam
berlalu saat menikmati pemutaran
film di bioskop…



Lucu ya…
susah merangkai kata untuk
dipanjatkan saat berdoa atau sholat,
tapi betapa mudahnya cari bahan
obrolan bila ketemu teman…



Lucu ya…
betapa serunya perpanjangan waktu
dipertandingan bola favorit kita,
tapi betapa bosannya bila imam
sholat Tarawih bulan Ramadhan kelamaan
bacaannya…



Lucu ya…
susah banget baca Al-Quran 1 juz saja,
tapi novel best-seller 100
halamanpun habis dilalap…



Lucu ya…
orang-orang pada berebut paling
depan untuk nonton bola atau konser
tapi berebut cari shaf paling
belakang bila Jumatan agar bisa
cepat keluar…



Lucu ya…
kita perlu undangan pengajian 3 - 4
minggu sebelumnya agar bisa disiapkan di
agenda kita,
tapi untuk acara lain jadwal kita
gampang diubah seketika…



Lucu ya…
susahnya orang mengajak
partisipasi untuk dakwah,
tapi mudahnya orang
berpartisipasi menyebar gossip…



Lucu ya…
kita begitu percaya pada yang
dikatakan koran,
tapi kita sering mempertanyakan
apa yang dikatakan Al Quran…



Lucu ya…
semua orang pinginnya masuk surga
tanpa harus beriman, berpikir,
berbicara ataupun melakukan
apa-apa…



Lucu ya…
kita bisa ngirim ribuan jokes
lewat email,
tapi bila ngirim yang berkaitan
dengan ibadah sering mesti
berpikir dua - kali…



LUCU YA…!

ini penting bagi kalian yang punya adik

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil.
Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
"Siapa yang mencuri uang itu?"
Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah
tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau
begitu, kalian berdua layak dipukul!"
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.
Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu
marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan
nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan
memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal
memalukan apa lagi yang akan kamulakukan di masa mendatang? ...
Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi." Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup
keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku.
Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk
masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk
masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman,
menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya
memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu
baik...hasil yang begitu baik..."
Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa
gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai
keduanya sekaligus?"
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan
berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah
cukup membaca banyak buku." Ayah mengayunkan tangannya dan memukul
adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat
lemahnya?
Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan
menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"
Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk
meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku
yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan
sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang
kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan
ke universitas.
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku
meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang
sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan
secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah.
Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis
dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang.
Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang
adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi
konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas).
Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku
masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun
menunggumu di luar sana!"
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar,
dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor
tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak
bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?" Dia menjawab,
tersenyum,
"Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika
mereka tahu saya adalah adikmu?
Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debudebu
dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku
tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu
adalah adikku, bagaimana pun penampilanmu..."
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu.
Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan,
"Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga
harus memiliki satu."
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik
adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.
Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah
telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana.
Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan
ibuku.
"Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk
membersihkan rumah kita!"
Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu
adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini.
Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus,
seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada
lukanya dan mebalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.
"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu
berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku
bekerja dan..."
Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku
memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku
mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal
bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan,
sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa.
Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan
menjaga ibu dan ayah di sini."
Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku
mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen
pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras
memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah
kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku
dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu,
"Mengapa kamu menolak
menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu
yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius.
Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya.
"Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan
saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti
itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?"
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang
sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga
karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam
tanganku.
Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani
dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara
perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan
kasihi?"
Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan
tidak dapat kuingat.
"Ketika saya pergi sekolah SD, ia
berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan
selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke
rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku.
Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu
saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu
gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya.
Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku
dan baik kepadanya."
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya
kepadaku.
Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku,
orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku."
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan
perayaanini, air mata bercucuran turun dari wajahku
seperti sungai.

PANGERAN memang ada :)

ahh, saya kira yang namanya PANGERAN itu cuman eksis di dunia cinderella saja alias cuman khayalan, tapi huh ternyata betul-betul ada dan berhasil memperdaya saya. HHH

saya namai dia sii PANGERAN HELM
kenapa saya beri nama demikian ? berikut kisahnya .
Waktu itu sabtu, 6 maret 2010 lepii rusak, monitornya tak bisa nyala, reni yang kebetulan habis main, merasa dirinya sebagai tersangka kasus tersebut, padahal sumpah saya tak beranggapan demikian, dasar si renii. jujur namanya manusia biasa se sempat nangis tak karuan, tapi semua ada hikmahnya, dan beneran saya ketemu ma PANGERAN saya.

singkat cerita sii lepi musti di reparasi, jadi sehabis pulang ke rumah bersama reni tentunya buat ngambil kartu garansi, yaa saya cabut ke pengayoman (deuh, padahal saya dan reni tak tahu pengayoman itu di mana), nah, setelah dengan banyak perjuangan (tersesat, kecegat demonstran UMI, salah jalur, kepanasan, kelaparan, kehausan, keletihan, keSOTTAan, keberingasan HHH ) akhirnya kami sampai di computer city (p.s tengs a lot buat om nya uppa yang telah menuntun kami dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang) HHH

sialnya TOKONYA SUDAH TUTUP ;PPP
ini maksudnya paaa ? saya ma renii stress sendiri udah banyak rintangan eeh si lepii belum bisa di reparasi, jadilah saya pulang

LAH TERUS MANA PANGERANNYA COBA ?!

HHH, pas saya ma renii mau pulang, berkat keteledoran saya helmnya jatuh di jalan raya yang penuh sesak, pas saya noleh ehh helm nya sudah mau kegilas, makanya sa bilang ke renii, yaa renii nya kaget, yaa karena se ngerasa bersalah sa ngambil inisiatif untuk menantang maut (:P) buat ngambil tuh helm, nah karena dah capek (mungkin sii reni ngi yain ajoyyy) pas mau nepi, dan saya hampir turun, sa kan noleh ke belakang, dan muncullah dia MENGAMBIL HELM RENI MEMBERIKANNYA KEPADA SAYA DENGAN WAJAH DATAR KEMUDIAN BERLALU

bezzzzzzzzzz

adegan 2 detik itu langsung ngebuat saya lupa ideologi kalau PANGERAN itu tidak ada, gilak, wajahnya datar, tapi tidak bisa di pungkiri dia cakep, dan kebaikannya buat ngambil helm, tanpa mengharap balas jasa betul2 meruntuhkan hati sayaaa


hahahah
lebay sih, tapi I MISS HIM
(lah kok bisa rindu ?) entahlahhh

tolo

TOLO TOLO TOLO TOLO TOLO TOLO

apa saya pikir, kenapa saya bisa seTOLOL ini, haruska berhenti

sialan, saya baru nyadar belakangan, maukumi di pattol, bukan hanya karena beberapa hari ini terus semua bisa berubah.

edd balisikku kalau tiba-tiba lalod begini mka nyadar ttg betapa mudahnya saya di pattol

kurang ajar, ndak mau jkak saya begini jadinya
nda mau kakkkkkkk

sialak
kurang ajaarrr
merasa di bodohi ka'
merasa dimanfaatkanka'

kurang ajaarrrr kenapa bisa ka' setolo ini
nda nyadar sama sikon
nda nyadar sama yang namanya REALITA

edd mau ka kurasa lariii
larii samapai tidak ada bisa temukanka
bencika' kalau lemah begini
bencika' kalau terpuruk begini

benci ka' sama kau kurang jaar

dasar, tegamu pattol ka'
tegamuu
nda mau mkak bicaraiko sialak !
nda mau mkak anggap ko sialak !

memang dulu sa anggapko pahlawan, terpurukka kau yang datang temanika, tapi apa sekarang ?
sialak
ada ji maumu
ada maksud tersembunyii mu
dasar kurang ajar
kalau saya tau maksudmu serendah itu, sa ndak ladeni ko dari dulu
kurang ajar
sialan
peri mko jauh jauh dari hadapanku
malasmkak liat ko manusiaaaaaaaaa


arggghhhhhhhghhghhhh

INI AKHIRNYA, semua masa lalu

saya sebenarnya tidak ingin menyerah
karena dalam ideologi saya, tidak akan ada kata menyerah
tapi keadaan yang memaksa saya
semuanya, entah itu orang-orang, tanaman , udara dan semuanya . SEMUANYA menyuruh saya untuk berhenti

untuk menghentikan langkah saya, dan berkata cukup sampai di sini semuanya

kemudian , kini, saat saya mengikuti kata-kata mereka untuk berhenti, di sinilah saya, termenung, dan mengalirlah air mata ini, saya tidak menyangka pada akhirnya saya akan memilih untuk berhenti, dan memang mungkin pada kenyataannya saya memang harus beristirahat

saya sudah terlalu jauh berlari
sudah terlalu sering berlari dengan begitu cepatnya kemudian berhenti untuk bersembunyi
dan mungkin inilah yang akan memberikan saya kebahagiaan pada akhirnya. dengan beristirahat panjang dan akhirnya BERHENTI

dan memilih
keputusan untuk pergi
dan menganggap semuanya tak lebih sebagai masa lalu

yaa masa lalu, yang saya pun masih bingung.. apa harus di kenang, atau di lupakan saja

mungkin di sinilah akhirnya