Kamis, 23 Desember 2010

Dan dengan dongoknya

Hidup memang pasti berputar, ndak akan ada yang akan tetap di tempatnya, semuanya dinamis, hampir mustahil kalau ada yang statis, diem di tempatnya dan ndak akan pernah berubah, sedikitpun. Tapi tau kalau ternyata kamu bisa berubah, itu nyakitin saya.

Tau kalau ternyata kamu bisa nyakitin saya sedalam ini, tau ternyata dengan mudahnya kamu hancurin saya, dan tau kalau kamu ngelakuin itu semua diluar kesadaran saya, itu sama saja dengan jatuhin hati saya ke bara api seribu kelvin. Dan parahnya lagi, tau hal ini belakangan malah membuat saya tambah sakit, sesek, perih.

Didepan mereka semua, saya cuman bisa senyum, berusaha sebaik mungkin buat akting, biar orang yakin, kalau saya ini baik-baik aja, saya ndak terluka, dan saya bisa tanpa kamu. Tapi pas mereka semua pergi, saat saya ditelan sama kesepian, ditemani sama kegelapan, saya akan nangis dalam tidur saya, berteriak pelan sambil nutup muka saya dengan guling. Saya nangis ! Tau tidak kenapa ?

Saya capek munafik didepan teman saya, bahkan dihadapan temen dekeeet saya sendiri. Saya capek akting kalau ~I'm okay~, padahal didalam saya lagi ambruk. Sedih pas tau kalau kamu itu ternyata tidak seperti yang saya bayangkan, sedih kalau kamu ternyata tak lebih dari penjahat, pembohong, dan keparat sialan. Dan dengan dongoknya saya masih mengharapkan kamu.

Saya rasanya pengen marah sama hati saya.
Saya rasanya pengen suruh hati saya, biar udahan. Stop sampai disini.
Tapi hati saya ndak pernah mau denger, hati saya sudah jatuh ke kamu, dan untuk ngeubahnya, susah. (beda dengan kamu yang dengan mudahnya bisa gontaganti rasa sayang, bisa bilang suka sama banyak cewek). Dongok.

Selasa, 21 Desember 2010

ndak perlu ba bi bu

haha, ternyata sesakit ini yaa ? ternyata seperih ini yaa ? terimakasih untuk semua kebahagiaan yang kamu kasih ke saya, makasih juga buat bohongnya kamu selama ini. ndak perlu ba bi bu, bye :(

Minggu, 12 Desember 2010

saya sudah mau dewasa kan? (dan mimpi itu)

Stop ! bagaimanapun, saya sudah hampir 17 tahun. Sudah bukan waktunya lagi merengek, punduh-punduh di malam hari, menangis, menghabiskan waktu hanya dengan menghayal dan terus bertanya kenapa saya punya mimpi itu, dan kenapa dengan segala ketidakmungkinan saya masih berharap.

Sudah tidak boleh lagi, saya sedikit lagi akan punya ktp, ini bukan waktunya lagi saya cemburu sama yang bukan milik saya, bukan waktunya lagi saya menghabiskan waktu hanya dengan berlari, yang terpenting adalah, saya harus pergi. Pergi dalam artian betul-betul pergi, dari mimpi itu, tidak hanya berlari, tanpa punya niatan sedikitpun untuk ngejauh dari mimpi itu.

Sudah ndak bisa lagi, dalam beberapa hari saya akan jadi symbol kedewasaan, orang-orang akan mulai percaya sama saya, jadi saya juga harus bisa mengumpulkan kepercayaan saya untuk mulai mengubur mimpi saya itu. Saya harus bisa seyakin yakinnya, saya harus mampu semampu mampunya, percaya kalau ini jalan yang terbaik, percaya kalau semua yang sudah saya pertahankan lama lama, pada kenyataannya harus saya buang, saya harus ngalah sama takdir. Takdir bilang ini semua tidak mungkin.

Tidak ada jalan kembali

Saya sudah ndak bisa kembali ke mimpi itu, lagian kalau dipikir, saya ini terlalu bodoh jika mau saja kembali ke mimpi itu, mimpi macam apa itu ? mimpi yang sepanjang yang mampu saya ingat cuman memberikan banyak luka, goresan, lecet sama hati saya.

Saya sudah ndak bisa kembali ke mimpi itu, kalau saya kembali lagi, sama saja artinya saya ndak sayang sama hati saya. Sudah cukup sesek yang dirasakan selama ini. Sudah waktunya berhenti.

Saya sudah hampir dewasa, dan keputusan terbesarnya adalah saya akan buang mimpi itu, kalau tidak bisa dibuang, cukup saya letakkan di sudut usang hati saya.
Eh sekedar info






Mimpi itu, mimpi tentang kamu ……
Mimpi tentang kamu, kamu, kamu

bye

salah tindakan

Aaah apasih saya ini

Seharusnya waktu pilih ini
saya sudah tau akibatnya.
Seharusnya saya sudah tau, akan ada banyak yang ngehalangi saya dan kamu. Halangan yang paling besar itu yaa ketidakmungkinan itu sendiri. Pada akhirnya sekarang, saat saya mostingin ini saya cuman bisa tersenyum kecut, ketidakmungkinan yang dulu kita anggap enteng dan kita tepis dengan rasa kita yang besar pada akhirnya menjadi jurang pemisah kita, pada akhirnya menjadi sebab makin terbentangnya alasan buat kita ndak samaan.

Seharusnya saya sudah tau ya?
Rasa sakit macam apa yang akan saya hadapi, akan bagaimana nangis saya nantinya pas pilihan ini ternyata salah, akan bagaimana besarnya kecewa yang akan nemenin saya tiap hari pas tau kalau seharusnya saya ndak pilih pilihan ini. Tapi pada akhirnya sekarang, semuanya terlalu tinggi, saat tau kalau ini memang salah. Sakit yang saya hadepin, nangis yang saya lakukan, kecewa yang saya rasakan ternyata lebih lebih lebih dari apa yang pernah saya perkirakan. Doh, kenapa saya bisa salah perkiraaan seperti ini ?

Saya salah di sini

Saya salah ambil pilihan ini

Karena satu saja yang salah, saya bisa se-sesek ini, duuuuuh

Kamis, 02 Desember 2010

sekitar kita : KLEPTOMANIA

KLEPTOMANIA diartikan sebagai bentuk gangguan impuls yang tidak dapat dikendalikan oleh individu untuk memiliki barang-barang yang dilihatnya dengan cara mencuri. Gangguan ini dilakukan secara berulang (kompulsi) dengan berbagai alasan yang tidak rasional untuk memiliki benda-benda tersebut.

Kemarin, saya lagi iseng baca artikel di koran lokal, nah waktu itu, saya ngebaca artikel yang cukup membuat saya feel WAAAAH. Ada gadis, mukanya diburemin, tertangkap ngambil barang temen sekolahannya, dan dugaan dia ngelakuin itu karena kleptomania ! hm istilah yang memang tidak asing, kalau pandangan saya sebagai orang awam, orang klepto yaa klepto suka nyuri, suka ngambil barang orang, yaa wanted lah pokoknya. anehnya saya merasa perlu postingin soal klepto, apalagi setelah nyari di web, penderita klepto umumnya PEREMPUAN, CEWEK, WANITA, GADIS, TANTE, NENEK, MAMA !!!! pokoknya yang bergen XX lah. Loh, saya kan juga perempuan ! hmm, bahayaaa ! eits, tapi saya ndak klepto yaa (Alhamdulillah).

ngelihat kembali ke penderita klepto tersebut, saya merasa miris, kasihaaan, ini pasti bukan maunya mereka. Penyebab orang jadi klepto juga ternyata bisa disebabkan karena beberapa hal, misalnya masa kecil yang ndak bahagia, disfungsi keluarga, sampai gangguan hormon di kepalanya mereka. Tapi yang bagusnya ternyata penyakit ini bisa disembuhkan, ndak seperti penyakit yang menurun, penyakit ini bisa disembuhkan, ada beberapa pilihan pengobatan yang berhasil saya dapatkan dari hasil surfing
  1. medikasi (dengan obatobatan)
  2. psikoterapi (dengan pendekatan psikologi)
yaaaa, semoga semua yang klepto bisa sembuh, saya ndak bisa ngebayangin gimana jadinya saya dengan klepto yang menghantui saya, pasti rasanya susah, nolak dorongan buat ngambil barang orang, ketika itu sudah jadi kepuasan atau bahkan jadi kebutuhan kita :(